Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Paket Wisata

Archive for Maret 2015

Tempat Wisata Tasikmalaya Jawa Barat Gunung Galunggung

Bukti Kedahsayatan Letusan Gunung Galunggung Dan Potensi Yang Dihasilkannya.



wisata tasikmalaya jawa barat
kawah Galunggung

wisata tasikmalaya jawa barat
Anak Tangga Menuju Puncak
Gunung Galunggung merupakan gunung berapi yang memiliki ketinggian lebih dari 2000 mdpl, Terletak di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, sekitar 17 Km dari Kota Tasikmalaya. Gunung ini terkenal karena kedahsyatan letusan dalam jangka waktu yang relatif panjang, yaitu :

  • Pada Bulan Juli tanda-tanda meletus sudah terlihat dan pada bulan Oktober tanggal 8 hingga 12 tahun 1822, akhirnya letusan pertama terjadi.
  • Letusan berikutnya pada 7 sampai 9 Oktober 1894, pada 27 – 30 Oktober letusan berupa lahar panas.
  • Pada 6 Juli 1918, terjadi letusan ketiga yang menghasilkan hujan abu tebal.
  • Letusan terakhir pada 5 Mei 1982 hingga 8 Januari 1983.

Dikarenakan letusan yang berkepanjangan ini, daerah sekitar gunung menjadi lahan subur sehingga banyak tempat wisata yang terdapat di kawasan ini, seperti wisata danau yang luas dan tenang, wisata hutan yang rimbun (wanawisata), wisata pemandian air panas (Cipanas), wisata kolam pemancingan sekitar danau, wisata outbond & camping, wisata wahana permainan anak-anak dan pemandangan alam yang begitu indah ketika kita menaiki anak tangga menuju puncak.

Akses jalan ke kawasan Galunggung, terdapat tiga jalur jalan yang dapat ditempuh, yaitu :
Dari arah Bandung lewat Ciawi, di depan Pasar lama Indihiang, belok ke arah kanan + 12 km.
Dari arah Bandung lewat Ciawi, setelah jembatan Cikunir (Singaparna) belok ke arah kiri + 14 km
Dari pusat kota Tasikmalaya langsung ke arah Barat lewat Jl. Bantar-Tawangbanteng, + 17 km

Baca juga artikel paket wisata murah gunung Galunggung

source image : disparbud.jabarprov.go.id
travel.kompas.com

Tempat Wisata Majalengka Gunung Batu Tilu

Tempat Wisata dan Legenda Gunung Batu Tilu di Majalengka

Jawa BArat Majalengka

wisata Jawa Barat Majalengka
Salah satu Objek Wisata gunung yang ada di Kota Majalengka adalah Gunung Batu Tilu, yang terletak sekitar 8 Km dari pusat Majalengka, Desa Jatimulya Kecamatan Kasokandel.

Wisata dan Sejarah Candi Batu Jaya Karawang Jawa Barat Indonesia

wisata situs peradaban nusantara

Mengakrabi Percandian di Batu Jaya

Situs percandian Batu Jaya Karawang, Jawa Barat, ditemukan sejak 1984. Namun, hingga kini publik belum banyak mengenal peninggalan bersejarah dari Kerajaan Tarumanegara abad ke-5 Masehi itu. Bagi para peneliti atau arkeolog, situ yang telah berulang kali diekskavasi itu juga masih menyimpan banyak misteri.

Kenapa Candi Serut di situs percandian Batu Jaya itu berbenruk miring? Kenapa ada lubang-lubang menyerupai penyangga tiang di Candi Blandongan, dan apa fungsinya? Banyak pertanyaan mengenai Batu Jaya yang saat ini belum bisa dijawab baik oleh pejabat maupun arkeolog di Balai Pelestarian Cagar Budaya. Perlu kajian lebih lanjut untuk mengungkapnya.

sejarah candi di karawangPada musim hujan ini, beberapa candi dan unur di Batu Jaya terendam air. Unur adalah bukit-bukit sinusoidal dengan struktur meyerupai percandian, atau bagian dari percandian. Bahkan, di satu lokasi di Telaga Jaya 8, satu unur, yakni situs Sumur, sepenuhnya tenggelam, tak satu bongkah pun tersembul, seperti tampak saat kompas menyambangi pertengahan januari 2015. Setengah Candi Serut juga terendam air, menyembunyikan beberapa sekat menyerupai ruang yang ditemukan dalam proses ekskavasi belum lama ini.

“Kalau tidak terendam air, akan terlihat ruang-ruang kosong di tengah Candi Serut ini, lalu ada penahan kayu memanjang. Lalu, ada seperti pagar bergelombang, sekat-sekat yang mungkin untuk ruang-ruang biksu karena candi ini, kan, untuk peribadatan. Sekeliling candi ini masih terus digali untuk mengetahui luas seluruhnya,” kata Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang Zakaria.

Candi Serut, yang terletak sangat dekat dengan perkampungan warga ini, berbentuk miring, Belum diketahui penyebab kemiringan itu, disengaja, anjlok, atau ada sebab lain. Yang pasti, kemiringan Ccandi Serut tetap dipertahankan pada saat pemugaran mengingat salah satu syarat pemugaran adalah harus sesuai dengan aslinya.

Sebanyak 53 candi dan unur di Batu Jaya diyakini hadir pada masa kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5 Masehi. Semua itu dikelola BPCB Serang, yang bertanggung jawab kepada Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dimonitor Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud. Nama BPCB serang merujuk pada lokasi kantor pusatnya, yakni di Serang, Banten. Namun, BPCB Serang ini menaungi 1.059 cagar budaya yang tersebar di empat provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Lampung, termasuk Batu Jaya.

situs candi karawang
Situs Batu Jaya menjadi prioritas pelestarian sejak ditemukan pada tahun 1984 oleh tim dari Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia (berdasarkan informasi warga) yang saat ini sedang meneliti situs Cibuaya. Banyak penemuan menarik di sini selain percandian. Salah satunya, 16 rangka manusia yang ditemukan tiga kali, yakni pada 2005 (7 rangka), pada Mei 2010 (6 rangka) dan pada Oktober 2014 (3 rangka). Penemuan lain antara lain berupa gelang emas, manik-mani, gerabah, keramik, dan senjata logam.

wisata sejarah candi batujaya
Analisis morfologis terhadap rangka-rangka manusia itu menunjukkan ada komponen anatomis yang hampir lengkap di sebagian besar rangka, dari tengkorak hingga pergelangan kaki. Tulang-belulangnya sangat tebal dan keras. Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbus HarryWidianto dengan fasih menjelaskan ciri-cirinya. Bentuk tengkorak yang tinggi dan  bundar termasuk jenis tengkorak brachycephal. Melihat langit-langit rahang atas, muka yang datar, keausan gigi, dan ciri-ciri lain, semua itu menunjukkan pada jenis ras Mongoloid, ras kita saat ini.

Bambang Budi Utomo beserta tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menganalisis pertanggalan melalui metode C-14 dengan sampel arang dari hasil penggalian di Candi Blandongan. Hasilnya, rangka manusia yang ditemukan di situs itu diperkirakan hidup abad ke-2 hingga ke-3 Masehi, periode akhir dari Masa Prasejarah di Indonesia.

“Hampir pasti, inilah kuburan para pendukung budaya Buni, budaya masa Paleometalik yang sangat akrab dengan alat-alat logam dan mengembangkan teknologi gerabah berslip merah pada akhir prasejarah di Jabar. Kalau melihat candi-candi yang mengacu pada budaya Hindu dan Budha, mereka ini mewakili masyarakat dari zaman peralihan, prasejarah ke sejarah. Mereka hidup dengan pola prasejarah, tapi memeluk agama baru, lantas mendirikan candi,”papar Harry, yang juga arkeolog dan ahli paleoantropolgi.

Sejak penemuan pertama Situs Sumur, ekskavasi demi ekskavasi teruis dilakuakan di lokasi yang diperkirakan seluas 5 km persegi itu. Hingga 2012 ditemukan 39 titik sebaran candi, dan bertambah 14 titik dalam kurun waktu dua tahun, dan hingga kini menjadi 53 titik. Rinciannya, 23 berstruktur candi, sedangkan sisanya berupa unur, menhir, dan artefak tua. Dari jumlah itu, baru dua candi yang sudah dipugar, yakni Candi Jiwa (tahun 1990-an) dan Candi Blandongan (2002).

Masih ada banyak titik yang menunjukkan adanya unur atau bukit-bukit sinusoidal yang berpencar di tengah hamparan sawah. Banyak yang harus dikaji selain deliensi atau penetapan luas kawasan cagar budaya. “Seperti zonasi atau peruntukan situs, fungsi bangunan juga dikaitkan dengan konteks kesejarahaan,” kata Kepala BPCB Serang Yusuf Budi Ariyanto.

Candi tertua dari Kerjaan Tarumanegara ini akan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional setelah proses delienasi usai. Setelah itu, perlakuan terhadap Batu Jaya bakal lebih terpadu. Anggaran juga lebih besar, termasuk untuk memperluas Museum Cagar Budaya Situs Batujaya yang masih mungil, hanya sekitar 40 meter persegi.

Jika semua rencana itu berjalan lancar, penelitian lebih lanjut di situs ini bisa lebih digiatkan lagi demi mengungkap sejarah peradaban Nusantara yang masih tersamar.




Tulisan diambil dari : Kompas, Minggu 1 Februari 2015
source image : www.disparbud.jabarprov.go.id

- Copyright © Wisata Indonesia - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -